Bus yang Ditumpangi Siswa SMP Negeri 3 Depok, Mengalami Kecelakaan. Kadisdik Kota Depok Masa Bodoh
Potretdepok.com, Subang – Rombongan siswa SMP Negeri 3 kota Depok yang sedang melakukan perjalanan studi Budaya menuju kota Jogja, mengalami musibah kecelakaan
Kejadian tersebut terjadi di KM 57 Tol Subang yang diakibatkan salah satu bus rombongan mengerem mendadak karena ada mobil box yang menyalip. Hal tersebut disampaikan kepala SMP Negeri 3 kota Depok Ety Kuswandarini
“Kejadian berawal kondisi jalan tol lagi diperbaiki, konvoi bus rombongan Tiba tiba ada mobil box menyalip dan bus rombongan yang depan mengerem mendadak akibatnya bus yang belakang kaget dan menabrak bagian belakang bus yang didepannya, tidak ada korban dan kondisi di dalam bus tidak bermasalah dan pihak travel langsung Gercep menghub PO Bus utk dikirim armada Bus Pengganti,”ujar Ety
Ety menjelaskan 2 Bus yg tertabrak dan penabrak keluar Tol Subang Sambil menunggu Bus pengganti.
“Alhamdulillah bus pengganti dan melanjutkan perjalanan menggunakan bus pengganti, tadi sebelum magrib sudah sampai hotel,” Jelasnya
Studi Budaya ini rutin setiap tahun dilaksanakan. Oleh SMP negeri 3 Depok. Kalau tahun kemarin biaya persiswa Rp. 1,8 juta, untuk tahun 2023 ini dikenakan biaya Rp. 2,150 juta, dengan 400 orang siswa dan 1kamar diisi 5 orang siswa, serta membawa 20 orang rombongan guru.
Adakah urgensinya Studi Budaya harus keluar kota? beberapa orang tua siswa ada yang merasa keberatan, karena terkait biaya yang cukup besar.
“Kalau anak saya tidak ikut, kasihan. Nanti teman teman nya cerita tentang perjalanan keluar kota, anak saya hanya bisa mendengarkan saja. Mau tidak mau saya harus berusaha cari uang kesana kesini,” Pungkas salah satu orang tua murid
Kadisdik kota Depok Siti chaerijah Aurijah ketika di minta tanggapan nya terhadap, terjadinya kecelakaan yang menimpa SMP negeri 3 Depok di Subang Jawa Barat dalam rangka studi budaya ke Jogja, tidak memberikan respon, seolah masa bodoh, dengan yang menimpa siswa siswi warga Depok
Bahkan banyak masyarakat beranggapa, bahwa studi budaya keluar kota hanya bisnis nya para guru. Ketika hal ini di tanyakan pun, Kadisdik kota Depok tetap tidak merespon